Halaman
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
21
Bab
2
POTENSI KEBERAGAMAN
BUDAYA DI INDONESIA
S
truktur masyarakat Indonesia ditandai atas kelompok-kelompok
suku, agama, daerah, dan ras yang beraneka ragam. Perbedaan
tersebut berpengaruh pada perbedaan sistem kepercayaan, sistem
nilai, pandangan hidup, dan perilaku sosial antarmasyarakat dan
budaya.
Sumber:
Indonesian Heritage 9
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi potensi keberagaman budaya di Indonesia.
2. Siswa mampu mengidentifikasi konsep keberagaman budaya.
3. Siswa mampu menganalisis potensi keberagaman budaya di Indonesia.
Khazanah Antropologi SMA 1
22
Peta Konsep
Kata kunci
Potensi
keberagaman
budaya di
Indonesia
• potensi keberagaman budaya
• keanekaragaman ras dan etnik
• masyarakat majemuk
• sikap etnosentrisme
• bhinneka tunggal ika
• sikap xenosentrisme
• suku bangsa
• relativisme budaya
• primordialisme
Kebudayaan Indonesia dalam
Kebudayaan Indonesia luar
Potensi
keberagaman
budaya
Konsep
keberagaman
budaya
Masyarakat majemuk
Keberagaman suku bangsa
Primordialisme
Identitas budaya
Perbedaan ras dan etnik
Relativisme budaya
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
23
Dalam bab sebelumnya telah dibahas tentang berbagai contoh
budaya lokal, pengaruh budaya asing, dan hubungan antarbudaya.
Berdasarkan pembahasan tentang berbagai budaya yang ada di Indone-
sia, masyarakat Indonesia memiliki beragam budaya dan perilaku yang
berbeda-beda. Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang bersifat
majemuk yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat, ras, etnik, bahasa,
dan agama. Berbagai potensi budaya yang ada di Indonesia ini
memerlukan sebuah pemahaman akan pentingnya sikap toleransi dalam
perbedaan yang tercermin dalam asas tunggal bangsa Indonesia yang
berbunyi
Bhinneka Tunggal Ika.
Kemajemukan masyarakat Indonesia tercermin dari adanya
keanekaragaman suku bangsa yang hidup dan tersebar di seluruh pelosok
tanah air. Kondisi geografis berbagai kepulauan di Indonesia yang terbagi
menjadi kurang lebih 17.000 pulau yang tersebar dari timur ke barat
sepanjang 3.000 mil dan dari utara ke selatan sepanjang 1.000 mil
merupakan salah satu penyebab kemajemukan masyarakat Indonesia.
Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang
harus dijaga dan dilestarikan sehingga mampu memberikan ketenteraman
dan kedamaian bagi rakyat Indonesia sehingga tidak menimbulkan
persoalan yang mengancam timbulnya disintegrasi bangsa.
A. Konsep Keberagaman Budaya
Sebelum membahas tentang keberagaman budaya terlebih dahulu
harus dipahami tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan
kebudayaan agar lebih mudah dalam memahami konsep tentang
keberagaman budaya. Di dalam antropologi, terdapat konsep belajar
mengenai kebudayaan sebagai hasil karya manusia. Kebudayaan
merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara
sosial oleh manusia. Seiring dengan perjalanan sejarah, kebudayaan
berkembang sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.
Konsep Masyarakat Majemuk
Ciri masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi. Menurut Furnivall,
masyarakat majemuk (
plural society
) merupakan suatu masyarakat
yang terdiri atas dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang hidup
berdampingan, tetapi tidak terintegrasi dalam satu kesatuan politik.
Menurut Clifford Geertz, meskipun masyarakat Indonesia telah
terbentuk sejak tahun 1945 dengan sistem sosial masyarakat yang
bersifat multietnik, multiagama, multibahasa, dan multiras
cenderung tidak banyak berubah dan sulit terintegrasi.
Berdasarkan struktur sosialnya, di dalam masyarakat Indonesia
terdapat banyak perbedaan budaya dan adat istiadat antarsuku
bangsa di Indonesia. Di berbagai daerah dapat ditemukan
keanekaragaman suku bangsa dan agama. Misalnya, suku bangsa
Khazanah Antropologi SMA 1
24
Aceh yang mayoritas beragama Islam, suku bangsa Batak yang
mayoritas beragama Kristen, suku bangsa Minangkabau di Sumatra
Barat, dan suku bangsa Melayu di Sumatra Selatan yang mayoritas
beragama Islam. Selain itu, di Jawa terdapat suku Sunda yang
menggunakan bahasa Sunda dan suku bangsa Jawa yang
menggunakan bahasa Jawa.
2.
Ciri-Ciri Masyarakat Majemuk
Ciri-ciri masyarakat majemuk menurut Van de Berg adalah
sebagai berikut.
a.
Terintegrasinya masyarakat ke dalam kelompok-kelompok
sosial yang memiliki ciri khas budaya yang berbeda satu sama
lain.
b.
Adanya lembaga-lembaga sosial yang saling tergantung satu
sama lain karena adanya tingkat perbedaan budaya yang tinggi.
c.
Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota
masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d.
Kecenderungan terjadinya konflik lebih besar di antara kelompok
satu dengan yang lain.
e.
Integrasi sosial tumbuh di antara kelompok sosial yang satu
dengan yang lain.
f.
Adanya kekuasaan politik oleh suatu kelompok atas kelompok
yang lain.
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari
golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar
dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal serta
kebudayaan. Adapun ciri-ciri suku bangsa, antara lain sebagai berikut.
a.
Memiliki nilai-nilai dasar yang terwujud dan tercermin dalam
kebudayaan.
b.
Mewujudkan arena komunikasi dan interaksi dalam kebudaya-
an.
c.
Mempunyai anggota yang mengenal dirinya serta dikenal oleh
orang lain sebagai bagian dari satu kategori yang dibedakan
dengan anggota kelompok sosial yang lain.
Ketika seseorang yang menjadi bagian dari suku bangsa tertentu
mengadakan interaksi sosial maka akan tampak adanya simbol-
simbol atau karakter khusus yang digunakan untuk mengekspresikan
perilakunya sesuai dengan karakteristik suku bangsanya. Misalnya,
ciri-ciri fisik atau ras, gerakan-gerakan tubuh atau muka, simbol
kebudayaan, nilai-nilai budaya serta keyakinan keagamaan.
Seseorang yang dilahirkan sebagai anggota suatu suku bangsa sejak
dilahirkan harus hidup dengan berpedoman pada kebudayaan suku
bangsanya yang diwariskan oleh orang tua dan keluarganya secara
turun-temurun sesuai dengan konsepsi kebudayaan suku bangsa
tersebut.
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
25
3.
Primordialisme dan Politik Aliran
Secara tidak sadar masyarakat suatu suku bangsa akan mengem-
bangkan ikatan-ikatan yang bersifat primordial, yaitu loyalitas
berlebihan yang mengutamakan atau menonjolkan kepentingan
suatu kelompok agama, ras, daerah, atau keluarga tertentu.
Loyalitas yang berlebihan terhadap budaya subnasional tersebut
dapat mengancam integrasi bangsa karena primordialisme meng-
urangi loyalitas warga negara pada budaya nasional dan negara
sehingga mengancam kedaulatan negara.
Kencenderungan ini timbul apabila setiap kelompok kultural
yang terorganisasi secara politik akan mengembangkan politik aliran
yang dapat mengancam persatuan bangsa. Selanjutnya, kelompok-
kelompok masyarakat tersebut akan mengajukan tuntutan untuk
memperjuangkan kepentingan kelompoknya seperti tuntutan
pembagian sumber daya alam yang lebih seimbang antara pusat dan
daerah. Apabila tidak diakomodasi, tuntutan kelompok masyarakat
tersebut akan berkembang menjadi gerakan memisahkan diri suatu
kelompok masyarakat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misalnya, gerakan separatisme Aceh Merdeka.
Oleh karena itu, untuk menangkal gejala primordialisme, setiap
kelompok masyarakat harus mengembangkan budaya toleransi terhadap
budaya kelompok lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
disintegrasi bangsa tanpa pengingkaran budaya sendiri.
Di dalam masyarakat majemuk terdapat
perbedaan suku bangsa, bahasa, ras, kasta,
agama, kedaerahan, tradisi budaya, dan adat
istiadat. Contoh kemajemukan tersebut
tercermin pada adanya komunitas keturunan
Tionghoa, India, dan penduduk pribumi di
Medan, Sumatra Utara. Perbedaan etnik,
suku bangsa, agama, dan budaya tersebut
membuat masyarakat Indonesia sulit
terintegrasi dalam satu kesatuan sosial.
awasan Kebhinekaan
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 2.1 Kampanye Pemilu 2004
Di dalam masyarakat majemuk,
anggotanya terbagi-bagi atas kelompok
sesuai identitas budaya masing-masing.
Kelompok yang loyal mengikuti kelompok
atau partai politik tertentu sesuai identitas
budaya mereka yang mengikat anggotanya
secara tertutup. Menurut Robuskha dan
Shepsle terdapat tiga ciri khas dalam masya-
rakat majemuk, antara lain
1.
keanekaragaman budaya berkembang
dalam kelompok budaya tertutup;
2.
keanekaragaman budaya terorganisir
secara politik;
Khazanah Antropologi SMA 1
26
3.
muncul masalah menonjolnya unsur etnik di dalam masyarakat.
Keanekaragaman budaya dalam masyarakat terbentuk atas
dasar identitas budaya. Identitas budaya adalah kategori pembeda
berdasarkan nilai-nilai budaya antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Hal itu terjadi karena tiap identitas kultural
memiliki sentimen primordial tertentu yang memengaruhi ikatan
politik, persilangan, dan interaksi sosial di antara kelompok etnik
di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat, kehidupan politik terorganisir menurut
kelompok etnik dan nilai-nilai subbudaya tertentu. Kelompok etnik
membentuk organisasi politik yang saling bersaing. Mereka
mengikuti dasar kepentingan kelompok etnik atau politik aliran dari
kelompok yang bersangkutan. Misalnya, dalam Pemilu 2004
terdapat banyak partai politik yang berlandaskan agama, suku,
bangsa, dan aliran, seperti PKS, PBB, PDS, PDIP, dan PAN.
4.
Kemajemukan Indonesia dan Masalah Persatuan Nasional
Unsur penting yang memengaruhi keanekaragaman budaya
masyarakat Indonesia adalah perbedaan anggota masyarakat
berdasarkan ras dan etnisitas. Perbedaan ras dan etnisitas sangat
penting dalam membentuk keanekaragaman sosial budaya
masyarakat majemuk sehingga masyarakat majemuk sering disebut
masyarakat multiras atau multietnik.
Menurut Robertson, ras merupakan pengelompokan manusia
berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang
diturunkan secara turun-temurun yang merupakan hasil interaksi
manusia dengan lingkungan hidup khusus mereka.
Kelompok etnik merupakan sejumlah besar orang yang
memandang diri dan dipandang oleh kelompok lain, memiliki
kesatuan budaya yang berbeda yang ditimbulkan oleh sifat-sifat
budaya masyarakat dan interaksi timbal balik secara terus-menerus.
Suatu anggota kelompok etnik memiliki peranan dan identitas yang
sama berdasarkan asal-usul, bahasa, agama, tradisi, dan perjalanan
hidup. Suatu kelompok etnik membedakan dirinya dengan kelompok
lain berdasarkan ciri-ciri budaya lokal yang mereka miliki.
Di Indonesia, terdapat beraneka ragam kelompok kesukuan
dipandang berdasarkan perbedaan etnik dan ras. Misalnya, antara
orang Jawa dengan orang Papua dan orang Maluku yang dibedakan
berdasarkan ras dan etnik. Namun, ada anggota kelompok kesukuan
yang dibedakan atas dasar etnik, seperti antara orang Batak dengan
orang Bali dan orang Jawa yang dibedakan atas dasar bahasa,
budaya, dan agama yang mereka anut.
Pada umumnya, orang akan sepintas memandang mereka
memiliki tradisi, pandangan hidup, dan adat istiadat yang berbeda
satu sama lain. Pemahaman tersebut penting untuk memahami gejala
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
27
terjadinya sikap etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah sikap
yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut pandang-
nya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.
Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya dan adat
istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan
konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme. Sikap tersebut
timbul karena adanya anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa
mereka memiliki pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda
dengan kelompok masyarakat lainnya.
Menurut David Levinson, sikap etnosentrisme adalah sikap
yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut pandang
suatu kelompok masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai
kelompok lain. Sebenarnya sikap etnosentrisme adalah suatu gejala
yang umum di seluruh dunia. Konsep etnosentrisme selalu muncul
dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai kelompok sosial karena
adanya keyakinan bahwa kebudayaan sendiri dianggap lebih tinggi
dibanding kelompok lain dan menilai kebudayaan kelompok lain
dengan tolok ukur kebudayaan kelompok mereka sendiri.
Contohnya adalah perilaku
carok
dalam masyarakat Madura.
Menurut Latief Wiyata,
carok
adalah tindakan atau upaya
pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga
dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep
carok
dianggap
sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi
apabila konsep
carok
dinilai dengan pandangan kebudayaan
kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan
masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal
dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri
merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi
dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran
mengenai masalah
carok
antara masyarakat Madura dan kelompok
masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks
sosial budaya terjadinya perilaku
carok
tersebut dalam masyarakat
Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks
sosial budaya terjadinya perilaku
carok
dalam masyarakat Madura
tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.
Selain memiliki dampak yang bersifat negatif, sikap etno-
sentrisme juga mempunyai dampak yang positif untuk meningkat-
kan rasa nasionalisme suatu bangsa.
Etnosentrisme merupakan pengembangan sifat yang mampu
meningkatkan nasionalisme dan patriotisme suatu bangsa. Tanpa
sifat etnosentrisme maka kesadaran nasional untuk mempertahankan
keutuhan suatu bangsa dan meningkatkan integrasi bangsa akan
sangat sulit dicapai. Selain itu, dengan menerapkan etnosentrisme
juga mampu menghalangi perubahan yang datang dari luar, baik
Khazanah Antropologi SMA 1
28
lain akan berusaha mengekspresikan rasa nasionalismenya dengan
cara berdemonstrasi menentang ancaman bangsa asing tersebut.
Upaya masyarakat untuk mengeskpresikan rasa nasionalismenya
tersebut masih dianggap wajar untuk dilakukan.
Sumber :
www. Tempointeraktif.com
Gambar 2. 2 Unjuk rasa masyarakat mengenai
sengketa masalah Kepulauan Ambalat
yang akan menghancurkan kebudayaan
sendiri maupun yang mampu mendukung
tujuan masyarakat bangsa tersebut.
Sikap positif etnosentrisme muncul
apabila suatu bangsa menghadapi ancaman
bangsa lain yang berusaha menggangu
kedaulatan dan simbol-simbol negaranya.
Ancaman terhadap kedaulatan bangsa tersebut
akan mendorong timbulnya rasa nasionalisme
warga negara yang merasa harga dirinya
sebagai suatu bangsa telah dilecehkan oleh
bangsa lain. Selanjutnya, anggota masyarakat
yang merasakan adanya ancaman dari bangsa
Diskusikan bersama teman seke-
lompok Anda contoh dampak negatif dan
positif sikap etnosentrisme dalam
masyarakat. Carilah contoh-contoh
terjadinya gejala etnosentrisme dari
berbagai sumber, Berikan kesimpulan
mengenai pentingnya penerapan sikap
relativisme budaya dalam menganalisis
masalah etnosentrisme tersebut. Uraikan
kesimpulan diskusi kelompok Anda pada
diskusi antarkelompok di kelas.
Contoh terjadinya etnosentrisme dalam
bentuk positif adalah pada saat terjadinya
sengketa masalah kepulauan Ambalat di
Provinsi Kalimantan Selatan yang diklaim
sebagai wilayah Malaysia. Setelah terjadinya
insiden di seputar Pulau Ambalat, muncul
gelombang unjuk rasa yang dilakukan
berbagai kelompok masyarakat yang
menuntut ketegasan pihak pemerintah untuk
menyelesaikan kasus sengketa perbatasan
tersebut. Berbagai kelompok masyarakat
tersebut melakukan demonstrasi karena
didorong oleh perasaan nasionalisme akibat
adanya ancaman terhadap integritas dan
kedaulatan wilayah NKRI. Namun, masalah
ktivita:
Kecakapan Sosial
tersebut tidak berkembang menjadi konflik terbuka antara peme-
rintah Indonesia dan Malaysia karena kedua negara sepakat untuk
menyelesaikan masalah politik tersebut melalui jalur diplomasi
sebagai sesama negara ASEAN.
Apabila tidak dikelola dengan baik, sikap etnosentrisme dapat
mendorong terjadinya sikap xenopobia. Xenopobia adalah perasaan
kebencian terhadap orang asing yang berlebihan. Sikap xenophobia
dapat menimbulkan perilaku kekerasan terhadap orang asing yang
tinggal di suatu tempat.
5.
Penerapan Sikap Relativisme Budaya
Pencegahan dampak negatif sikap etnosentrisme dapat
dilakukan dengan sikap relativisme kebudayaan. Dengan memiliki
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
29
kebudayaan mempunyai pengertian bahwa
tidak semua adat istiadat di dalam suatu
kelompok masyarakat mempunyai nilai yang
sama. Misalnya, di beberapa suku bangsa
pola perilaku tertentu mungkin merugikan
tetapi di suku bangsa lain perilaku sosial
tersebut mungkin mempunyai tujuan yang
berbeda.
Dalam konteks Indonesia yang mem-
punyai masyarakat majemuk, di mana pola
kehidupan sangat beragam dan plural maka
sikap relativisme budaya merupakan salah
satu cara terbaik dengan cara bersikap arif
dan bijak dalam memahami perbedaan-
perbedaan kebudayaan.
ktivita:
Kecakapan Akademik
Sebelum Anda mempelajari materi
berikutnya, buatlah rangkuman materi
bagian terdahulu. Rangkuman yang
Anda buat hendaknya memuat uraian
mengenai konsep keberagaman budaya,
ciri-ciri masyarakat majemuk, konsep ras,
dan etnisitas. Selanjutnya, diskusikan
hasil kegiatan Anda bersama teman
sekelompok Anda dan tulis simpulannya
pada selembar kertas untuk dikumpulkan
pada guru!
sikap relativisme budaya, seorang individu akan memahami bahwa
setiap manusia lahir dan berkembang dengan memiliki ras, bahasa,
agama, dan lingkungan budaya yang berbeda-beda dan tidak bisa
disamaratakan. Prinsip relativisme menekankan kepada pemahaman
bahwa setiap kebudayaan memiliki karakteristik yang tidak bisa
dinilai berdasarkan berdasarkan tolok ukur kebudayaan lainnya.
Penerapan prinsip relativisme budaya mampu memahami
keragaman budaya kelompok masyarakat lainnya tanpa berusaha
memberikan penilaian baik atau buruk terhadap nilai budaya
kelompok lainnya.
Dalam konteks Indonesia yang masyarakatnya yang memiliki
keanekaragaman budaya maka sikap relativisme budaya merupakan
cara terbaik dengan cara bersikap arif dan bijak dalam memahami
perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat.
Oleh karena itu, sikap relativisme budaya harus dikembangkan
dalam memandang keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Relativisme budaya adalah konsep yang menggambarkan bahwa
fungsi dan arti suatu unsur kebudayaan tergantung pada lingkungan
di mana suatu kebudayaan berkembang. Konsep relativisme
Coba Anda renungkan mengapa potensi
konflik akibat keberagaman budaya sering
terjadi di Indonesia. Coba bandingkan
situasi Indonesia dengan negara lain yang
memiliki karakteristik budaya majemuk
seperti Amerika Serikat. Renungkan dan
tuliskan pendapat Anda dalam buku kerja
untuk dikumpulkan pada guru.
awasan Etos Kerja
Khazanah Antropologi SMA 1
30
B. Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk yang tercermin dari
semboyan bangsa Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika
. Semboyan
itu mengandung arti bahwa bangsa Indonesia adalah sebuah negara yang
terdiri atas masyarakat-masyarakat suku bangsa yang dipersatukan dan
diatur oleh sistem nasional berupa bahasa, bendera, lagu kebangsaan,
dan peraturan perundangan dalam satu kesatuan Republik Indonesia.
Di antara 175 negara anggota PBB yang bersifat multietnik, hanya sekitar
12 negara yang struktur sosialnya homogen, seperti Jerman, Jepang,
dan Somalia.
Menurut Clifford Geertz, aneka ragam kebudayaan yang berkembang
di Indonesia dapat dibagi menjadi dua tipe berdasarkan ekosistemnya,
antara lain sebagai berikut.
1.
Kebudayaan Indonesia Dalam
Kebudayaan yang berkembang di Indonesia Dalam, yaitu
daerah Jawa dan Bali ini, ditandai oleh tingginya intensitas
pengolahan tanah secara teratur dan telah menggunakan sistem
pengairan dan menghasilkan padi yang ditanam di sawah. Dengan
demikian, kebudayaan di Jawa yang menggunakan tenaga kerja
manusia dalam jumlah besar disertai peralatan yang relatif lebih
kompleks merupakan perwujudan upaya manusia mengubah
ekosistemnya untuk kepentingan masyarakat.
2.
Kebudayaan Indonesia Luar
Kebudayaan yang berkembang di Indonesia Luar, yaitu di luar
Pulau Jawa dan Bali, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggi
Sumatra Barat dan Sulawesi Barat Daya yang berkembang atas dasar
pertanian perladangan. Ekosistem di daerah ini ditandai dengan
jarangnya penduduk yang pada umumnya baru beranjak dari
Sumber:
Indonesian Heritage 9
Gambar 2.3 Masyarakat Bali
kebiasaan hidup berburu ke arah hidup
bertani. Oleh karena itu, mereka cenderung
untuk menyesuaikan diri mereka dengan
ekosistem yang ada sehingga untuk me-
ningkatkan kesejahteraan masyarakat mereka
melakukan migrasi ke daerah lain. Sistem
kebudayaan masyarakat yang berkembang di
daerah ini adalah kebudayaan masyarakat
pantai yang diwarnai kebudayaan alam pesisir,
kebudayaan masyarakat peladang, dan
kehidupan masyarakat berburu yang masih
sering berpindah tempat.
1.
Keberagaman Budaya di Indonesia
Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis mendorong
terbentuknya heterogenitas budaya yang membentuk perilaku sosial,
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
31
Kerajaan yang menerima pengaruh
budaya Islam terdapat di pedalaman Jawa,
yaitu di Kerajaan Mataram. Di Kerajaan
Mataram Islam terjadi akulturasi budaya
Islam dengan budaya Hindu-Jawa yang
menciptakan campuran budaya Hindu, Jawa,
dan Islam. Meskipun secara formal pen-
duduk Mataram beragama Islam, namun raja
Mataram melestarikan bentuk-bentuk
budaya Hindu dalam ritual kerajaan, seperti
budaya labuhan dan sesaji.
Pada masa penjajahan, Indonesia
menerima pengaruh budaya Barat dari
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 2. 4 Budaya Labuhan di Yogyakarta
sistem nilai, pandangan hidup, dan sistem kepercayaan yang
dilestarikan sebagai wujud ikatan primordial. Kepulauan Indonesia
merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang sangat ramai karena
terletak di antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Melalui aktivitas perdagangan antarnegara ini pengaruh
kebudayaan asing masuk ke Indonesia seperti kebudayaan India
yang membawa penyebaran pengaruh agama Buddha dan Hindu.
Selain menerima pengaruh agama Hindu, Indonesia juga menerima
pengaruh agama Islam yang disebarkan para pedagang muslim yang
menelusuri jalur perdagangan di pantai laut Hindia sampai ke Aceh
dan pantai utara Sumatra. Selanjutnya, para pedagang muslim dan
para sufi, selain berdagang juga menyebarkan agama dan budaya
Islam di Sumatra, Jawa, hingga Maluku.
penjajah Portugis, Inggris, dan Belanda yang beragama Kristen dan
Katolik. Pengaruh kebudayaan Kristen dan Katolik tersebut
berkembang di daerah Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Toraja,
Ambon, dan Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, kebudayaan Kristen
tersebut bercampur dengan kebudayaan masyarakat setempat.
Melihat struktur sosial masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam budaya, etnik, ras, agama, dan bahasanya maka masyarakat
Indonesia dapat digolongkan sebagai masyarakat majemuk.
a.
Kemajemukan berdasarkan Agama
Struktur sosial masyarakat Indonesia ditandai oleh
keragaman di bidang agama yang dianut oleh suku-suku bangsa
tertentu. Suku bangsa Aceh yang tinggal di Sumatra mayoritas
memeluk agama Islam, sedangkan suku bangsa Batak yang
tinggal di Provinsi Sumatra Utara mayoritas beragama Kristen.
Di lain pihak, suku bangsa Jawa, Sunda, dan Betawi yang
tinggal di Pulau Jawa mayoritas penduduknya memeluk agama
Islam. Sebagian besar penduduk Bali memeluk agama Hindu,
sedangkan mayoritas penduduk Pulau Lombok yang berbatasan
Khazanah Antropologi SMA 1
32
dengan Bali memeluk agama Islam. Keragaman agama dan
kepercayaan di Indonesia juga tercermin dari praktik religi dan
kepercayaan yang dianut oleh suku-suku pedalaman di Indo-
nesia. Misalnya, suku bangsa Dayak di Kalimantan yang masih
mempraktikkan ritual-ritual animisme dan dinamisme warisan
nenek moyang.
b.
Kemajemukan berdasarkan Bahasa
Kemajemukan masyarakat Indonesia juga tercermin dari
penggunaan bahasa di Indonesia. Menurut Clifford Geertz, di
Sumber:
Indonesia Heritage 6
Gambar 2.5 Masyarakat suku bangsa Gayo
Alas di Aceh
Indonesia terdapat 300 suku bangsa yang
berbicara dalam 250 bahasa. Di Jawa, suku
bangsa Sunda berbicara dengan bahasa
Sunda, suku bangsa Jawa di Jawa Tengah dan
Jawa Timur mengunakan bahasa Jawa, dan
suku bangsa Madura yang tinggal di Pulau
Madura berbicara dengan menggunakan
bahasa Madura. Di Sumatra setiap etnik
berkomunikasi dengan bahasa daerahnya
masing-masing. Suku bangsa Melayu yang
terdiri atas suku bangsa Aceh, Batak, dan
Melayu, berbicara memakai bahasa daerah-
nya masing-masing. Di Provinsi Aceh,
terdapat empat macam bahasa, yaitu Gayo-
Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, dan bahasa
Aceh yang masing-masing penuturnya tidak
dapat memahami penutur bahasa setempat
lainnya. Kemajemukan bahasa di Indonesia
juga tercermin dari penggunaan ragam bahasa khusus yang
dipakai beberapa suku-suku pedalaman di Indonesia. Menurut
Raymond Gordon, di Provinsi Papua terdapat 271 buah bahasa.
Bahasa terbesar yang dipakai di Papua adalah bahasa Biak
Numfor yang dipakai oleh 280.000 orang, sedangkan jumlah
pemakai bahasa terkecil adalah bahasa Woria yang hanya
dipakai oleh 5 orang anggota suku Woria. Selain itu, keragaman
bahasa juga terdapat di berbagai daerah di Pulau Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
c.
Kemajemukan berdasar Ras dan Etnik
Masyarakat awal pada zaman praaksara yang datang
pertama kali di Kepulauan Indonesia adalah ras Austroloid
sekitar 20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan
ras Melanosoid Negroid sekitar 10.000 tahun lalu. Ras yang
datang terakhir ke Indonesia adalah ras Melayu Mongoloid
sekitar 2500 tahun SM pada zaman Neolithikum dan Logam.
Ras Austroloid kemudian bermigrasi ke Australia dan sisanya
hidup di di Nusa Tenggara Timur dan Papua. Ras Melanesia
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
33
Mongoloid berkembang di Maluku dan Papua, sedangkan ras
Melayu Mongoloid menyebar di Indonesia bagian barat. Ras-
ras tersebut tersebar dan membentuk berbagai suku bangsa di
Indonesia.
d.
Kemajemukan Berdasar Budaya dan Adat Istiadat
Menurut van Vollenhoven, masyarakat Indonesia di-
kelompokkan menjadi 23 suku bangsa yang memiliki sistem
budaya dan adat yang berbeda-beda. 23 suku bangsa tersebut,
antara lain
1)
Aceh;
2)
Gayo-Alas dan Batak;
3)
Nias dan Batu;
4)
Minangkabau;
5)
Mentawai;
6)
Sumatra Selatan;
7)
Enggano;
8)
Melayu;
9)
Bangka dan Belitung;
10) Kalimantan;
11) Sangir Talaud;
12) Gorontalo;
13) Toraja;
14) Sulawesi Selatan;
15) Ternate;
16) Ambon dan Maluku;
17) Kepulauan Barat Daya;
18) Irian;
19) Timor;
20) Bali dan Lombok;
21) Jawa Tengah dan Jawa Timur;
22) Surakarta dan Yogyakarta;
23) Jawa Barat.
Berdasarkan penelitian antropolog J.M Melalatoa, di In-
donesia terdapat kurang lebih 500 suku bangsa. Menurut
Zulyani Hidayah, di Indonesia terdapat kurang lebih 656 suku
bangsa. Di antara suku-suku bangsa tersebut suku bangsa Jawa
merupakan suku bangsa terbesar dengan jumlah penduduk
sebesar 90 juta jiwa. Namun, terdapat pula suku bangsa yang
terdiri atas 981 jiwa, yaitu suku bangsa Bgu di pantai utara
Provinsi Papua.
Budaya dan adat istiadat suku-suku bangsa di indonesia
tersebut mempunyai berbagai perbedaan. Suku-suku bangsa
yang sudah banyak bergaul dengan masyarakat luar dan
bersentuhan dengan budaya modern seperti suku Jawa,
Mingkabau, Batak, Aceh, dan Bugis memiliki budaya lokal
Khazanah Antropologi SMA 1
34
yang berbeda dengan suku-suku bangsa yang masih tertutup
atau terisolir seperti suku Dayak di pedalaman Kalimantan dan
suku Wana di Sulawesi Tengah.
Menurut Bruner, struktur masyarakat majemuk di Indo-
nesia menunjukkan adanya kebudayaan dominan yang
disebabkan oleh dua hal, sebagai berikut.
a.
Faktor Demografis
Di Indonesia, kesenjangan jumlah penduduk yang sangat
timpang terjadi antara Pulau Jawa dan luar Jawa. Meskipun
luas, Pulau Jawa hanya delapan persen dari seluruh wilayah
Indonesia. Sekitar 70 persen penduduk Indonesia tinggal di
Pulau Jawa sehingga secara demografis penduduk Pulau Jawa
lebih dominan dibandingkan dengan di Pulau luar Jawa.
b.
Faktor Politis
Dominasi etnik tertentu dalam struktur pemerintahan In-
donesia mengakibatkan banyak sekali kebijakan-kebijakan dari
pemerintah pusat yang cenderung dianggap tidak adil sebab
seringkali menguntungkan golongan tertentu sehingga me-
nimbulkan ketidakpuasan bagi kelompok lainnya. Selain itu,
kegagalan mengartikulasikan kepentingan politik lokal dan
tersumbatnya komunikasi politik menyebabkan terjadinya
konflik sosial antaretnis.
Dengan struktur sosial yang bersifat majemuk maka
masyarakat Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik
etnik, diskriminasi sosial, dan terjadinya disintegrasi masyarakat.
Diferensiasi sosial yang melingkupi struktur
sosial kemajemukan masyarakat Indonesia,
antara lain sebagai berikut.
1)
Diferensiasi yang disebabkan oleh per-
bedaan adat istiadat (
custom differentia-
tion
) yang timbul karena perbedaan
etnik, budaya, agama, dan bahasa.
2)
Diferensiasi struktural (
structural dif-
ferentiation
) yang disebabkan oleh per-
bedaan kemampuan untuk mengakses
sumber ekonomi dan politik antaretnik
sehingga menyebabkan kesenjangan
sosial antara etnik yang berbeda dalam
masyarakat.
Kemajemukan dan heterogenitas
masyarakat Indonesia harus dikembangkan
menjadi sebuah model keberagaman budaya
untuk mencegah timbulnya konflik-konflik
sosial akibat perbedaan sistem nilai dan
budaya antarkelompok masyarakat di Indo-
nesia.
ersona
Koentjaraningrat
(1923–2002) ada-
lah Bapak Antropo-
logi I ndonesia yang
dilahirkan di Yogya-
karta pada tanggal
15 Juni 1923.
Koentjaraningrat
adalah peletak dasar pengembangan
disiplin ilmu antropologi di Indonesia.
Setelah lulus sarjana bahasa Indonesia
dari UI, ia melanjutkan pendidikan hingga
meraih gelar doktor antropologi dari Uni-
versitas Indonesia pada tahun 1958. Ia
telah banyak menghasilkan karya-karya
berupa buku, antara lain
Manusia dan
Kebudayaan di Indonesia, Pengantar
Ilmu Antropologi dan Kebudayaan,
Mentalitas, dan Pembangunan.
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
35
3.
Penanganan Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Penanganan masalah akibat keberagaman budaya
membutuhkan pendekatan yang bijak karena masalah
keberagaman berhubungan isu-isu sensitif, seperti suku,
agama, ras, dan antargolongan (sara). Dalam menangani
masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya diperlukan
langkah dan proses yang berkesinambungan. Pertama,
memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan
hasil pembangunan di segala bidang. Hal ini disebabkan
karena permasalahan yang ditimbulkan karena perbedaan
budaya merupakan masalah politis. Kedua, penanaman sikap
toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya
melalui pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam
jenjang pendidikan formal. Sejak dini, siswa ditanamkan
nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan
solidaritas sosial sehingga mampu menghargai perbedaan
secara tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa
saling curiga. Dengan demikian, model pendidikan pluralitas
dan multikultur tidak sekadar menanamkan nilai-nilai
keberagaman budaya, namun juga memperkuat nilai-nilai
bersama yang dapat dijadikan dasar dan pandangan hidup
bersama.
ntropologia
Penanaman sikap toleransi dan empati
sosial terhadap keanekaragaman budaya
bangsa dapat dilakukan melalui sarana
pendidikan multikultural di sekolah. Dengan
adanya pendidikan tersebut diharapkan
masyarakat mampu menghargai per-
bedaan budaya di dalam masyarakat
secara terbuka, komunikatif, dan tulus.
angkuman
Masyarakat Indonesia adalah
masyarakat majemuk yang dibedakan
secara horizontal maupun secara vertikal.
Secara horizontal, masyarakat Indonesia
ditandai dengan perbedaan ras, agama,
suku bangsa, dan golongan serta secara
vertikal ditandai dengan perbedaan
ekonomi, politik, sosial budaya, dan
Pada tahun 2000, di Kalimantan Barat
terjadi konflik bernuansa sara antara etnik
Melayu dan etnik Madura yang dipicu oleh
perkelahian antarpemuda. Sepanjang
sejarah, daerah Kalimantan Barat sering
dilanda konflik sosial. Konflik sosial tersebut
muncul karena sistem sosial masyarakat
Kalimantan Barat yang heterogen, tidak
adanya lembaga sosial sebagai wadah
pembauran antaretnik, dan adanya faktor
kesenjangan ekonomi antaretnik.
awasan Kebhinekaan
Khazanah Antropologi SMA 1
36
efleksi
Setelah mempelajari bab ini, Anda
seharusnya mampu memahami tentang:
1. konsep keberagaman budaya;
2. potensi keberagaman budaya di Indo-
nesia.
ji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(
x
) di depan huruf a, b, c, d, atau e!
Apabila masih terdapat materi yang belum
Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum
melanjutkan ke bab berikutnya.
1.
Masyarakat majemuk sebagai suatu
masyarakat yang terdiri atas dua atau
lebih elemen dan tatanan sosial yang
hidup berdampingan, tetapi tidak ter-
integrasi dalam satu kesatuan politik
merupakan definisi masyarakat maje-
muk menurut ....
a.
Clifford Geertz
b.
J.S. Furnivall
c.
Burner
d.
C. Van Vollenhoven
e.
B. Ter Haar
2.
Secara horizontal, kemajemukan ma-
syarakat Indonesia ditandai dengan
adanya keragaman budaya yang ber-
kembang di Indonesia, yaitu ....
a.
kekuasaan ekonomi
b.
aliran politik
c.
ideologi politik
d.
suku bangsa
e.
golongan sosial
3.
Salah satu penyebab konflik antarsuku
bangsa adalah sikap etnosentrisme yang
kuat. Definisi dengan etnosentrisme
adalah ....
a.
sikap yang menggunakan pan-
dangan dan cara hidup dari sudut
pandangnya sebagai tolok ukur
untuk menilai kelompok lain
b.
adanya perbedaan ciri-ciri fisik
yang menjadi bawaan sejak lahir
c.
pandangan yang berdasarkan pada
prasangka etnik
d.
penilaian terhadap bagian-bagian
kebudayaan lain dibandingkan
dengan kebudayaan asing
e.
peleburan kebudayaan menjadi satu
kebudayaan
pendidikan. Perbedaan tersebut berpe-
ngaruh pada sistem kepercayaan, perilaku,
nilai maupun pandangan hidup.
Keberagaman budaya merupakan potensi
besar yang harus dikembangkan dengan
sebaik-baiknya sehingga tidak menim-
bulkan suatu konflik yang mengancam
integrasi bangsa. Dari berbagai ragam
budaya ini terdapat suatu kebudayaan
dominan yang memengaruhi kebijakan
pemerintah Indonesia yang disebabkan
karena faktor demografis, yaitu kesen-
jangan jumlah penduduk di Jawa dan di
luar Jawa serta faktor politis, yaitu
kegagalan mengartikulasikan kepentingan
lokal dan tersumbatnya komunikasi politik
yang mengakibatkan munculnya resistensi
kelompok etnik yang sangat kuat.
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
37
4.
Salah satu karakteristik kebudayaan
adalah kebudayaan yang didasarkan pada
simbol. Pengertian simbol adalah ....
a.
sesuatu yang mempunyai makna
dan nilai tertentu dari masyarakat
b.
sesuatu yang dilambangkan lain
daripada benda itu sendiri
c.
sesuatu yang dinilai dan maknanya
berdasarkan bentuk fisiknya
d.
sesuatu hasil karya manusia
e.
sesuatu yang bersifat interaksi sosial
manusia
5.
Suatu kelompok orang yang berbeda
dengan orang lain dalam segi ciri-ciri
fisik bawaan disebut ....
a.
etnik
b.
suku bangsa
c.
ras
d.
golongan
e.
kelompok sosial
6.
Posisi geografis Indonesia yang terletak
di antara dua samudra dan dua benua
menyebabkan keberagaman budaya
dalam hal ....
a.
suku bangsa
b.
stratifikasi ekonomi
c.
lingkungan ekosistem
d.
mata pencaharian
e.
agama
7.
Di antara masyarakat-masyarakat negara
di bawah ini yang masyarakatnya
bersifat homogen adalah ....
a.
Indonesia
b.
Jepang
c.
Filipina
d.
Amerika Serikat
e.
Australia
8.
Secara vertikal, kemajemukan masya-
rakat Indonesia ditandai dengan adanya
keragaman yang berkembang di Indo-
nesia, yaitu ....
a.
suku bangsa
b.
agama
c.
kelompok etnik
d.
stratifikasi ekonomi
e.
perbedaan bahasa
9.
Melemahnya fungsi integrasi bangsa
akibat kemajemukan budaya yang
berkembang menyebabkan di Indonesia
memerlukan kebijakan budaya yang
disebut ....
a.
etnosentrisme
b.
xenosentrisme
c.
relativisme budaya
d.
primordialisme
e.
pluralisme budaya
10. Golongan masyarakat yang tidak mau
menerima perubahan disebut ....
a.
rasisme
b.
primordialisme
c.
etnosentrisme
d.
konservatif
e.
primitif
11. Sikap yang menggunakan pandangan
dan cara hidup dari sudut pandang suatu
kelompok masyarakat sebagai tolok
ukur untuk menilai kelompok lain
disebut ....
a.
enkulturasi
b.
sosialisasi
c.
xenophobia
d.
etnosentrisme
e.
etnokultur
12. Dampak positif etnosentrisme adalah
berguna untuk meningkatkan rasa ....
a.
nasionalisme suatu bangsa
b
chauvinisme suatu bangsa
c.
kebanggaan suatu bangsa
d.
daya saing suatu bangsa
e.
keunggulan komparatif suatu
bangsa
13. Perasaan kebencian terhadap orang asing
yang berlebihan disebut ....
a.
enkulturasi
b.
sosialisasi
c.
xenophobia
d.
etnosentrisme
e.
etnokultur
Khazanah Antropologi SMA 1
38
14. Pencegahan dampak negatif sikap
etnosentrisme dapat dilakukan dengan
sikap relativisme .....
a.
sosial
b.
dimensional
c.
kebudayaan
d.
kemanusiaan
e.
persaudaraan
15. Ras Melayu Mongoloid menyebar di
Indonesia bagian ....
a.
tengah
b.
barat
c.
timur
d.
utara
e.
selatan
16. Penanaman sikap toleransi dan saling
menghormati adanya perbedaan budaya
dilakukan melalui pendidikan ....
a.
pluralitas dan multikultural
b.
budi pekerti
c.
budaya bangsa
d.
ketahanan nasional
e.
bela negara
17. Penanganan masalah akibat keberagam-
an budaya membutuhkan pendekatan
yang bijak karena masalah keberagaman
berhubungan isu-isu sensitif, seperti....
a.
kesenjangan pusat daerah
b.
otonomi daerah
c.
perebutan sumber daya alam
d.
suku, agama, ras, dan antargolongan
(sara)
e.
Jawa dan Luar Jawa
18. Menurut van Vollenhoven, masyarakat
Indonesia dikelompokkan menjadi ....
a.
20 suku bangsa
b.
21 suku bangsa
c.
22 suku bangsa
d.
23 suku bangsa
e.
24 suku bangsa
19. Diferensiasi yang disebabkan perbedaan
kemampuan untuk mengakses sumber
ekonomi dan politik antaretnik disebut
diferensiasi ....
a.
adat istiadat
b.
kultural
c.
vertikal
d.
horizontal
e.
struktural
20. Ekosistem masyarakat yang ditandai
oleh peralihan kebiasaan hidup berburu
menjadi bertani terjadi di eksosistem
Indonesia bagian ....
a.
tengah
b.
barat
c.
timur
d.
utara
e.
selatan
B. Jawablah pertanyaan berikut ini secara singkat dan tepat!
1.
Deskripsikan secara singkat pengertian masyarakat majemuk dan sebutkan ciri-ciri
masyarakat majemuk menurut Van de Berg!
2.
Deskripsikan secara singkat penyebab mengapa masyarakat Indonesia disebut sebagai
masyarakat majemuk yang terdiri atas beragam budaya, agama, adat istiadat, ras, dan
kepercayaan!
3.
Deskripsikan secara singkat apakah etnosentrisme merupakan lawan dari relativisme
budaya!
4.
Sebutkan struktur masyarakat Indonesia secara horizontal dan vertikal!
5.
Deskripsikan secara singkat akibat berkembangnya ikatan primordialisme dalam
masyarakat majemuk di Indonesia!